Pages

Menjadi Petani Sukses di Era Global

Friday, February 7, 2014
Penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai 400 juta orang di tahun 2030. Penyediaan pangan akan menjadi tantangan besar bagi bangsa ini. Sayangnya, minat terhadap jurusan Pertanian sangat kecil.

Ada lebih banyak domba di New Zealand dari pada manusianya (foto-foto: Lincoln University, NZ)
Ada lebih banyak domba di New Zealand dari pada manusianya (foto-foto: Lincoln University, NZ)


Di luar negeri, profesi petani sering dikaitkan dengan pengusaha kaya dengan lahan luas dan teknologi modern, tapi di Indonesia justru kebalikannya. Wajar kalau kemudian profesi petani tidak menarik bagi pelajar, apalagi dari kalangan yang berkantung tebal. Kalau mau bukti, berdasarkan hasil poling penulis terhadap 4.421 siswa di 20 SMA swasta di 10 kota di Indonesia, siswa yang berminat mengambil jurusan Pertanian (termasuk peternakan, perikanan, dan kehutanan) hanya 0,3 persen atau 14 siswa.

Banyak pelajar Indonesia tidak berminat belajar pertanian karena persepsi yang salah. Dunia pertanian dan peternakan sering diidentikkan dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Gagal panen, ditipu tengkulak, dipermainkan harga pupuk, dan terjerat lintah darat sering dikaitkan dengan kisah sedih para petani.

Sebagaimana sarjana teknik industri tidak dirujuk menjadi buruh pabrik, begitu juga sarjana pertanian bukan disiapkan menjadi buruh tani. Lulusan sarjana pertanian bisa bekerja di berbagai bidang terkait pangan termasuk eksportir, pabrik makanan dan minuman, bank (khususnya untuk kredit pertanian), lembaga pemerintahan, atau bahkan menjadi pengusaha dengan tanah luas dan mempekerjakan buruh tani, memiliki supermarket organik, pemasok buah atau sayuran untuk hotel berbintang atau restoran kelas atas.

MENGARAHKAN LANGKAH

Salah satu universitas terbaik di bidang pertanian adalah Lincoln University di Selandia Baru. Universitas yang berawal dari School of Agriculture ini berdiri tahun 1878. Karena kekhususannya, ia pun dijuluki ‘land-based university’. Jurusan Pertanian yang ditawarkan pun lebih dari satu yaitu Bachelor of Agriculture, Bachelor of Agricultural Science, Bachelor of Commerce (Agriculture) dan Bachelor of Agribusiness and Food Marketing.

Bangunan kampus Lincoln University, New Zealand
Bangunan kampus Lincoln University, New Zealand

Untuk mendukung perkembangan riset di bidang pertanian, Lincoln bahkan mendirikan Lincoln Agritech, sebuah perusahaan di bidang penelitian tingkat ‘advanced’. Selain memberikan konsultasi, Agritech juga mengembangkan produk baru seperti misalnya remote sensor gelombang mikro untuk irigasi secara efisien. Dengan teknik ini air hanya dialirkan ke tempat-tempat yang membutuhkan.

Ya, Selandia Baru memang “surga” bagi yang tertarik belajar pertanian. Selain penghasil produk pangan yang besar, petani Selandia Baru dikenal salah satu yang paling efisien di dunia.

Sebagai gambaran, dengan teknologi dan sistem manajemen modern, sebuah peternakan dengan 1.200 ekor sapi cukup ditangani beberapa karyawan. Mereka bahkan tidak mendapat subsidi pemerintah. Negeri berpenduduk sekitar 4,3 juta ini mampu menghasilkan susu yang cukup untuk 60 juta orang per tahun.
Di Lincoln, dalam program Bachelor of Agriculture dan Bachelor of Agricultural Science, ada empat bidang utama yang harus dikuasai yaitu ilmu tentang tanaman, hewan,  tanah, dan manajemen pertanian.

Materi pelajaran diberikan dalam kombinasi teori dan teknik terapannya. Selain banyak field trip, mahasiswa wajib praktik kerja selama 28 minggu yang biasanya diambil semasa libur musim panas, misalnya 10 minggu pertama mereka bekerja di ladang, sedangkan 10 minggu lain bekerja di peternakan sapi, dan 8 minggu terakhir bisa dihabiskan di bidang agribisnis.

Farm visits, bagian dari kuliah lapangan
Kegiatan Farm Visits di kebun anggur milik Lincoln University

Memang, selain harus gemar pelajaran kimia, biologi dan matematika (statistika), mahasiswa yang suka kegiatan outdoor pasti akan betah kuliah di sini. Selandia Baru yang dikenal punya lebih banyak domba ketimbang manusia ini dikelilingi pemandangan alam menakjubkan, sangat menarik bagi yang tidak betah berlama-lama di kelas. Dengan melihat langsung praktik penggunaan ilmu dan teknologi canggih di ladang dan peternakan, banyak yang bisa dibawa pulang dan diadaptasikan di negeri sendiri.

Tambahan satu tahun di program Agricultural Science memberi peluang bagi yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang topik yang diminati agar bisa menjadi spesialis di bidang spesifik. Menurut Guy Trafford, profesor Agricultural Sustainability, pada program “Personal Farm Study”  mereka bisa meneliti satu perusahaan pertanian tertentu dan membuat analisis sumber daya, sistem manajemen, sistem produksi, manajemen lingkungan, dan performa keuangannya.

CERMIN UNTUK INDONESIA


Salah seorang alumni Lincoln University, John Penno, adalah Managing Director dan CEO Synlait Group, perusahaan besar penghasil produk-produk dari susu. Di sini prinsip peternakan modern bertemu dengan metode pengolahan susu yang canggih dan fasilitas kelas satu. Tujuannya untuk menghasilkan aneka produk susu yang terjamin keamanannya dan setiap prosesnya bisa dipertanggung jawabkan.

Irigasi sangat efisien sebab tidak banyak perlu tenaga kerja
Irigasi otomatis sangat efisien sebab tidak perlu banyak tenaga manusia

Jelas, teknologi dan prinsip manajemen modern jadi kunci sukses bidang pengadaan pangan. Coba tengok Brasil yang semula  importir pangan, kini telah menjadi Global Agricultural Superpower. EMBRAPA (Empresa Brasileira de pesquisa Agropecuaria), perusahaan riset pertanian, berhasil menemukan cara untuk menyebarluaskan teknologi, benih baru, teknik memperbaiki kualitas tanah, dan meningkatkan produktivitas. Bahkan tanah dengan kandungan asam pun bisa diubahnya menjadi lahan produktif.

Indonesia sesungguhnya punya sejumlah kesamaan, seperti cuaca, iklim, ketersediaan air, dan beberapa komoditas pertanian andalan seperti sayur dan buah. Dengan lahan sangat luas dan keragaman hayati yang lengkap, Indonesia punya potensi menjadi negara agraris yang disegani. Tumbuhnya kelompok dengan penghasilan yang makin besar akan meningkatkan permintaan produk·produk pangan baik dalam volume, variasi, maupun kualitas.

Untuk itu, langkah pertama adalah melenyapkan anggapan bahwa pertanian identik dengan masa depan suram. Langkah selanjutnya adalah menyadari bahwa penguasaan teknologi bisa membawa perubahan besar, bukan hanya bagi para pelakunya saja tetapi juga bagi bangsa. Ini sejalan dengan semboyan yang dicanangkan Lincoln University dalam Rencana Strategisnya: Feed the World, Protect the Future, Live Well.


Ina Liem
Author and CEO JURUSANKU
@InaLiem 
@kompasklass #edukasi
Read more ...

Beberapa Macam Sistem Hidroponik

Tuesday, February 4, 2014
Beberapa macam sistem hidroponik
Hidroponik sendiri, sampai saat ini sudah dikembangkan menjadi beberapa macam. Yaitu Aeroponik, NFT,  Rakit apung, Wick, Ebb and Flow, dan Fertigasi.
  • Wick, Sistem hidroponik menggunakan sumbu yang dipasangkan ke media/pot tanaman, sumbu ini berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari bawah (penampung) ke atas (akar tanaman). Sistem ini merupakan sistem yang paling mudah, dan murah, dan sangat cocok untuk tahap belajar.
Image

  • Rakit apung, Dikenal dengan istilah Raft system, FHS (Floating Hydroponic System), atau Water culture system. Prinsip sistem hidroponik ini yaitu tanaman ditanam dalam keadaan diapungkan tepat di atas larutan nutrisi, biasanya menggunakan styrofoam sebagai penopangnya. Sistem ini menggunakan aerator (semacam alat pemompa udara) yang dialirkan di dalam larutan nutrisi, bertujuan untuk memberi pasokan udara pada akar tanaman.
  • m_h-rakit_apung
  • NFT (Nutrient Film Technique)Sistem hidroponik dengan pemberian nutrisi berupa aliran air yang tipis. Aliran tipis ini dialirkan sepanjang perakaran tanaman, dan biasanya dialirkan (menggunakan pompa air) dengan jangka dan jeda waktu tertentu, sehingga aliran nutrisi dan udara akan terus tersirkulasi dengan seimbang.

  • Ebb and Flow, Sistem hidroponik ini juga dikenal dengan istilah Flood and Drain system, atau sistem pasang surut. Maksudnya, tanaman dialiri nutrisi pada waktu tertentu (pasang), kemudian nutrisi dialirkan keluar pada waktu tertentu (surut).

  • Fertigasi, Sering dikenal dengan istilah Drip irrigation atau irigasi tetes. Sistem hidroponik ini menggunakan prinsip irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisinya. Yaitu aliran nutrisi dialirkan melalui selang irigasi dan disiramkan pada tanaman dalam bentuk tetesan air (menggunakan dripper) yang sudah diatur dalam selang waktu tertentu, sehingga nutrisi yang dialirkan bisa optimal dan memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pada sistem ini, aliran nutrisi dialirkan secara terbuka, artinya larutan nutrisi tidak dialirkan kembali ke bak penampung, sehingga pengaturan waktu dan frekuensi penyiraman sangat diperlukan dan dilakukan secara cermat agar pemberian nutrisi dapat efisien tanpa ada nutrisi yang terbuang. Sistem ini biasanya digunakan pada tanaman sayuran buah (tomat, paprika, cabe, terong, dll) yang memiliki ukuran yang tinggi dan cukup lebat.

  • Aeroponik, Sistem hidroponik dengan posisi tanaman dalam keadaan menggantung, pemberian nutrisi menggunakan sprayer nozzle/kabut. Kabut disemprotkan pada bagian akar sehingga terserap oleh akar tanaman dalam bentuk partikel-partikel mikro. Sistem ini merupakan sistem yang paling canggih saat ini, serta harga peralatan-peralatannya pun cukup mahal.
nah, tunggu apalagi? sudah liat kelebihan berkebun dengan sistem hidroponik kan? dan sudah mengetahui berbagai jenis hidroponik, yuk mulai dari sekarang kalian juga sudah bisa membuat tanaman hidroponik seperti ini, dan tidak perlu halaman yang luas, karena dengan halaman seadanya pun kita dapat membuat tanaman hidroponik ini, bahkan kalian juga bisa membuat sebuah rumah yang didalamnya berisi tanaman hidroponik.
Read more ...

Keuntungan dan Manfaat Sistem Hidroponik

Tuesday, February 4, 2014

hidroponik adalah tanaman yang menggunakan media air, jadi keuntungan dalam membuat tanaman hidroponik ini adalah
  1. kita tidak perlu menggunakan halaman luas untuk membudidayakan tanaman hidroponik ini.
  2. kita tidak menggunakan media tanah maka kita tidak harus berkotor-kotor ria dengan tanah tanah basah
  3. Hemat Air, Walaupun hidroponik menggunakan nutrisi berupa larutan (perlu adanya campuran air), tetapi apabila kita amati lebih teliti sebenarnya kebutuhan air untuk budidaya hidroponik jauh lebih kecil daripada budidaya pada tanah.
    Kok bisa?? Karena dalam hidroponik, aliran nutrisi dialirkan secara terus-menerus dan digunakan kembali (siklus tertutup). Artinya, larutan nutrisi yang terbuang dikembalikan dan dialirkan kembali ke tanaman, begitu seterusnya. Sehingga tidak akan ada larutan nutrisi yang terbuang ke luar sistem. Berbeda dengan sistem budidaya tanah, apabila kita menyiram tanaman, kelebihan air akan terserap ke dalam tanah seluruhnya.
  4. Kualitas produksi lebih baik, Budidaya hidroponik sudah terbukti memberikan hasil produksi yang lebih baik, buah lebih manis (tidak termasuk cabe ya :) ) dan lebat, daun lebih renyah dan lebat, bunga juga lebih segar dan bagus. Ya, karena nutrisi hidroponik umumnya sudah diramu khusus untuk tanaman tertentu. Ramuan ini sudah dihitung agar memenuhi semua kebutuhan hara bagi tanaman yang dibudidayakan, sehingga pertumbuhan tanaman optimal dan menghasilkan produksi maksimal.
  5. Siklus hidup lebih pendek, Jika melakukan hidroponik, siklus hidup tanaman yang dibudidayakan lebih cepat. Hal ini dikarenakan, nutrisi yang diberikan pada tanaman sudah sesuai dengan kebutuhan tanaman secara optimal. Sehingga anda dapat memanen tanaman anda lebih cepat.
  6. Pemeliharaan mudah, pemeliharaan tanaman dalam sistem hidroponik jauh lebih mudah dibandingkan dengan budidaya pada tanah. Hal ini dikarenakan dalam sistem hidroponik, umumnya menggunakan alat-alat otomatis untuk pemeliharaannya. Misalnya, penggunaan pompa air dengan timer untuk mengatur aliran nutrisi.
  7. Menanam sepanjang tahun, Anda tidak perlu mempermasalahkan musim, karena budidaya hidroponik memungkinkan untuk budidaya tanaman apapun, sekalipun bukan pada musimnya. Jadi anda bisa menanam tanaman favorit anda kapan saja (khusus untuk budidaya dalam greenhouse).
Sumber : http://sandrafasha.wordpress.com/2013/12/10/berapa-macam-sistem-hidroponik/
Read more ...

Cara Menyemai Sistem Hidroponik ala RumahHydroponic.com

Tuesday, February 4, 2014
Cara Menanam/menyemai sistem Hidroponic menggunakan starter kit.

sistim yg dibagikan berikut ini adalah wick system/sumbu.


Langkah-langkah menanam.














  1. Rendam rockwool  ke dalam air bersih kuranglebih  10 menit.
  2. Angkat dan tiriskan rockwool dengan cara dikibaskan sedikit tanpa diperas, supaya rockwool tidak terlalu basah.
  3. Jejer2 rockwool dipiring atau diwadah.
  4. Beri lubang  untuk benih, sesuaikan dengan benih yg hendak kamu mau tanam. Untuk tanaman yang menjulang keatas spt sawi , bayam dan kangkung, 1 rockwool bisa diisi 2 atau 3 benih,, untuk  yang tumbuh kesamping seperti Pakchoy(sawi sendok) 1 rockwool cukup 1 benih saja.
  5. Buat lubang pada rockwool dengan menggunakan tusuk gigi, dalamnya cukup 3x daripada besarnya benih.
  6. Ambil benih dengan menggunakan tusuk gigi yang basah, benih akan menempel ditusuk gigi. Lalu masukan benih/biji kedalam lubang. Satu lubang 1 benih.
  7. Setelah semua benih disemai, tutupi  dengan plastic warna hitam.
  8. Simpan ditempat yang tidak terkena matahari.
  9. Setelah 1 atau 2 hari periksa apakah benih sudah pecah atau berkecambah, jika sudah berkecambah, bukalah tutup plastiknya, dan kenalkan dengan matahari pagi.
  10. Jangan lupa disemprot pagi dan sore hari dengan menggunakan air biasa.
  11. Setelah 9 atau 10 hari maka akan tumbuh 4 daun, maka siap untuk dipindahkan.
Memindahkan benih yang sudah berdaun 4.
  1. Siapkan cup/netpot
  2. Pasang sumbu seperti contoh, jangat terlilit.
  3. Rendam cup atau netpot  yang sudah bersumbu diair biasa
  4. Buat larutan nutrisi, caranya.
Larutan Nutrisi :
Rumusnya untuk tahap pertama atau Minggu ke 1 dan minggu ke 2
Setiap 1 liter air ditambah nutrisi A 5ml dan nutrisi B 5ml…..maka ini akan menghasilkan kandungan dalam air (PPM : Part permilion) kira2 800an ppm.
Minggu ke 3 dan ke 4 : Setiap 1 liter air ditambah Nutrisi A 7ml dan nutrisi B 7ml
Maka akan menghasilkan kira2 1000 ppm.
Minggu ke 5 sampai panen : bisa ikut  perbandingan diatas 1:7:7
Tetapi ini semua tergantung benih yang ditanam.
Petunjuk ini adalah khusus untuk pemula, dengan sayuran : sawi, kangkung, bayam, selada , Pakchoy, basil, sledri, Khopay, Pagoda, , dan sayuran daun lainnya.
Kandungan dalam air(PPM) diukur dengan menggunakan alat yang disebut TDS meter. Akan tetapi jika tidak mempunyai TDS meter maka rumusan diatas bisa digunakan.
Kunci untuk sukses adalah tidak mudah menyerah, jika gagal coba lagi dan lagi.
Karena sebetulnya menanam secara hidroponik itu mudah, murah dan menyenangkan.
Ayo hasilkan sayuran sehat bebas pestisida dari rumahmu sendiri

sumber : http://rumahhydroponic.blogspot.com/2013/11/cara-menanammenyemai-sistem-hidroponic.html
Read more ...

Mengenal Teknik Menanam Hidroponik

Tuesday, February 4, 2014

Mengenal Teknik Menanam Hidroponik

Anda mungkin sudah akrab dengan istilah hidroponik. Iya, ini merupakan salah satu metode bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah. Mungkin anda berpikir, “apa sih untungnya menanam secara hidroponik?”. Jika metode ini tidak memiliki banyak keuntungan, tidak mungkin banyak orang mencobanya.

Pada dasarnya, media tumbuh tidak terlalu penting bagi tanaman asalkan kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Dengan hidroponik, kita langsung memberi makan pada tumbuhan melalui akarnya, bukan dengan perantara tanah. Dalam tradisi konvensional, berkebun dengan media tanah adalah hal yang sangat lumrah. Tanah berfungsi untuk menahan akar tanaman agar tanaman tidak roboh. Teknik menanam hidroponik diatur sedemikian rupa sehingga tanaman tetap bisa berdiri tegak walaupun tanpa tanah. Mereka diberi makan langsung melalui akar, sehingga tidak ada nutrisi yang terbuang. Akibatnya, biaya untuk perawatan menjadi berkurang, dan keuntungan menjadi berlipat ganda. Itulah mengapa teknik ini sering diterapkan untuk tujuan komersil.
 
Keuntungan lainnya adalah metode ini tidak memerlukan lahan yang terlalu besar. Anda bisa merapatkan jarak antar setiap tanaman, atau membuat media tanam secara bertingkat. Ini tidak akan menjadi masalah bagi tumbuhan asalkan anda tidak lupa memberikan nutrisi yang cukup. Tanaman yang dipelihara dengan teknik ini juga memiliki akar tidak panjang seperti saat ditanam di dalam tanah. Panjangnya akar tidak lepas dari jumlah nutrisi yang tersedia. Jika tanaman diberikan nutrisi yang cukup, akarnya tidak akan tumbuh terlalu panjang.
 
Tanaman yang dipelihara secara konvensional biasanya kehidupannya sangat tergantung oleh lingkungan, seperti intensitas cahaya matahari, air, suhu udara, dan kelembabann. Faktor ini selalu berubah sepanjang tahun. Maka dari itu petani harus selalu memantau cuaca jika mereka tidak ingin ladangnya menjadi rusak. Berbeda dengan teknik menanam hidroponik, anda bisa melakukannya di dalam ruangan. Itu membuat ketergantungan tumbuhan terhadap lingkungan relatif kecil. Berkebun di dalam ruangan tidak akan memperlambat pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, laju pertumbuhan akan meningkat sebab kita bisa mengatur kondisi lingkungan. Misalnya tanaman memerlukan intensitas cahaya yang tinggi, anda bisa membuat jendela khusus agar sinar matahari masuk ke dalam ruang penanaman. Atau misalnya suhu udara di luar terlalu dingin, anda bisa memakai penghangat untuk menstabilkan suhu di dalam ruangan.
 
Dengan kontrol yang ketat seperti ini, tanaman akan tumbuh lebih subur dan hasil panen meningkat. Menanam di luar ruangan sangat rawan terhadap serangan hama. Anda tentu sudah sering mendengar petani merugi karena ladangnya dimakan tikus atau belalang. Masalah seperti ini bisa diatasi dengan  hidroponik. Dengan memberikan perlindungan yang tepat, hama di luar ruangan tidak akan masuk ke dalam. Tanah memungkinkan gulma untuk tumbuh subur. Tanpa adanya tanah, gulma pun tidak ada sehingga tanaman menjadi lebih sehat. Walaupun ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari teknik menanam hidroponik, hasil akhirnya tetap tergantung kepada anda. Jika anda telaten dalam melakukan perawatan, maka hasil panen akan menjadi jauh lebih besar.
 
Sumber : http://alam-maya.com/mengenal-teknik-menanam-hidroponik/
Read more ...